Selamat Berkunjung di Blog Bu-Evi Cikgu Geografi *Semoga Bermanfaat*

10 November 2018

MEMBANGUN INTEGRITAS DI SATUAN PENDIDIKAN

MEMBANGUN INTEGRITAS DI SATUAN PENDIDIKAN
Lingkungan akan membawa kepribadian seseorang ke dalam situasi yang nyaman atau ke dalam situasi yang kurang diinginkan oleh seorang pendidik, ketika seorang anak diantarkan oleh kedua orang tua nya ke sekolah, secara otomatis menjadi tanggung jawab seorang guru untuk merubah kepribadiannya dari nilai-nilai yang tidak diingini, tetapi semua itu harus ada keselarasan antara lingkungan sekolah dengan lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat, dan juga peran orang tua dan masyarakat bukan berarti terlepas setelah anak-anak mereka masuk kelingkungan sekolah tetapi harus saling mengisi dan saling memantu dalam menerapkan kejujuran dan kebenaran dalam lingkungan yang dihadapi anak, ketika di sekolah mereka menjadi tanggung jawab penuh guru, hal inilah yang menjadikan tugas seorang kepala sekolah/guru menjadi berat.
Entah bagaimana keadaan kepribadian seorang calon siswa dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang harus di bentuk oleh seorang kepala sekolah/guru menjadi kepribadian yang konsisten dengan kejujuran dan kebenaran dalam menjujung nilai-nilai luhur. Tidak dapat di pungkiri orang tua memberikan anak-anak mereka kepada lingkungan sekolah dengan harapan anak-anak mereka akan menjadi lebih baik.
Ketika lingkungan itu tercemar oleh hal-hal yang negatif, maka kepribadian itu akan condong ke yang negatif, begitu juga sebaliknya, jika lingkungan itu berada lingkungan pendidikan maka kepribaian akan ikut terdidik.

Kepala sekolah/ guru memiliki strategi untuk mewujudkan lingkungan yang berintegritas dengan orang-orang yang berada di sekitarnya yaitu lingkungan sekolah, menumbuhkan integritas di lingkungan maka secara tidak lansung akan menumbuhkan siswa dan siswi yang berintegritas. Menciptakan lingkungan yang beretika dan mengandung nilai-nilai kejujuran adalah impian setiap orang namun untuk menciptakan suasana yang integritas itu tidak semudah menata sebuah ruang kelas, perlu adanya sistematika dan program yang berkelanjutan serta adanya peran seluruh elemen yang ada, mulai dari siswa, kepala sekolah/ guru, orang tua, masyarakat dilingkungan sekolah dan instansi pendidikan semua elemen tersebut bertanggung jawab dalam menciptakan sekolah yang integritas. Sangan mustahil menciptakan lingkungan yang integritas bila setiap individu mempunyai kepribadian yang menyimpang dari nilai-nilai luhur.

Untuk menciptakan lingkungan sekolah yang integritas, maka terlebih dahulu mari kita pahami maksud dan arti dari integritas menurut para ahli . Integritas adalah suatu konsep mempertahankan sesuatu nilai-nilai atau norma kejujuran dan kebenaran dengan penuh keyakinan dalam konsistensi yang tak tergoyahkan, sedangkan integritas menurut para ahli adalah sebagai berikut ;

Henry Cloud

Menurut Henry Cloud, ketika berbicara tentang integritas, kita berbicara tentang menjadi orang yang utuh, terpadu, dan seluruh bagian diri kita yang berlainan bekerja dengan baikdan berfungsi sesuai rancanngan. Ini mengenai keutuhan dan keefektifan sebagai orang.
Ippho Santoso

Integritas akan melahirkan reputasi dan reputasi akan melahirkan kepercayaan. Integritas sering sebagai satunya pikiran, perkataan dan perbuatan, jika merujuk kepada asal katanya, integritas mempunyai makna berbicara utuh dan sepenuh-penuhnya.
Andreas Harefa

Integritas dibagi menjadi tiga kunci yang dapat diamati yakni menunjukan kejujuran, memenuhi komitmen dan berprilaku secara konsisten.
Setiap program atau pun kegiatan yang bersifat lingkungan sudah musti mendapatkan suatu permasalahan, permasalahan yang dihadapi ini tidak bisa dipecahkan oleh guru dan kepala sekolah saja, sebab permasalahan ini adalah satu hubungan yang bersifat intereaksi perlu adanya pendekatan atau hubungan antara satu elemen dengan elemen lain, jika sudah ada hubungan ini maka tidak sulit untuk membentuk suatu apapun, dengan komitmen memiliki tekad bersama antara elemen-elemen yang satu dengan elemen yang lainnya, seandainya tidak ada kata mendukung dan kata dorongan diantara elemen ini maka sulit terwujudnya program integritas lingkungan ini. Hubungan-hubungan tersebut dapat dilakukan diantara elemen-elemen yang bertanggung jawab yaitu;

Siswa
Dalam permasalahan ini siswa adalah objek vital untuk dibentukan karakter yang harus memiliki kejujuran dan kebenaran, karena siswa adalah objek maka terlebih dahulu harus ada kontak antara salah satu penanggung jawab operasi yaitu guru. Guru harus menguasai setiap siswa yang berada dilingkungan sekolah, baik itu kepribadian, karakter, watak, tempramen, sifat, ciri dan kebiasaan seorang siswa. Beberapa faktor yang harus dipahami dalam diri siswa diantaranya.

Kepribadian (personality): organisasi faktor-faktor sosiologi, psikologi dan biologis yang didasari oleh perilaku individu (kepribadian menurut Roucek dan Warren)/daftar pustaka Karakter (character) merupakan penggambaran tingkah laku yang dilaksanakan dengan menonjolkan nilai (benar- salah, baik- buruk) secara implisit atau pun eksplisit. Karakter berbeda dengan kepribadian yang sama sekali tidak menyangkut nilai-nilai (karakter menurut Alwisol) Watak (disposition) sifat batin manusia yang mempengaruhi pikiran, budi pekerti dan tingkah laku/ tabiat manusia tersebut. Pengertian watak manusia adalah karakter bawaan dari lahir dan bisa di atur dan di bentuk oleh lingkungan. Sedang kan watak menurut Alford (1897-1967) watak dan kepribadian adalah satu dan sama tapi dipandang dari segi yang berbeda, kalau kita hendak menilai seseorang (melibatkan norma) maka yang di pakai adalah watak. Tapi kalau kita ingin menggambarkan bagaimana adanya seseorang maka yang di pakai adalah kepribadian.

Temperamen (temperament) karakteristik seseorang, cara mendasar biologis untuk mendekati atau bereaksi terhadap orang dan situasi (temperamen seseorang berbeda di setiap situasi). Temperamen menurut Caphin (1995) temperamen adalah totalitas teroganisirdari kecenderungan-kecenderungan psikofisik individu untuk mereaksi dengan satu cara tertentu.

Sifat (trait) ialah disposisi yang dinamis dan fleksibel, yang dihasilkan dari pengitegrasian kebiasan-kebiasan khusus/tertentu, yang menyatakan diri sebagai cara-cara penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya (sifat menurut Alford) http://www.faannas.blogspot.co.id/2012/02
Ciri (type) merupakan aspek yang mengkategorikan manusia menjadi beberapa jenis model atau jenis tingkah laku.

Kebiasaan (habit) sesuatu perbuatan atau tingkah laku yang berulang.
Setelah memahami faktor-faktor yang ada dalam diri siswa maka dapat dipelajari kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi oleh perintis pembentukan lingkungan sekolah yang integritas. Kesulitan yang dihadapi adalah merubah kepribadian, menyesuaikan karakter, mengatur watak untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, mengadopsi temperamen kedalam lingkungan, mengatur sifat yang telah mendarah daging antar kebiasaan dengan lingkungan, yang di bawa oleh siswa dari lingkungan luar sekolah, pembentukan kepribadian ini membutuhkan kerja sama antara siswa, orang tua dan guru. Sebagai pelaku utama siswa yang lebih paham tentang keadaan dirinya, dan orang tua sebagai sarana bagi anak untuk penyampaian keadaan kepribadian siswa kepada guru. Guru akan bekerja sama dengan orang tua dalam pembentukan kepribadian siswa dengan metode penanaman nilai-nilai kejujuran, kebenaran dan nilai-nilai agama. Kesulitan yang dihadapi adalah keadaan lingkungan keluarga siswa yang tidak ada respon untuk perubahan tersebut, atau keluarga yang tidak peduli dengan perkembangan kepribadian anak (siswa) sehingga anak (siswa) mencari keadaan sementara yang mereka rasa nyaman, inilah permasalahan berat yang dihadapi oleh guru atau penanggung jawab penciptaan lingkungan yang integritas.

Guru
Guru berperan penting dalam pembentukan lingkungan sekolah yang integritas, rusak dan bagusnya situasi lingkungan sekolah dipengaruhi oleh faktor mutu guru. Dalam pembentukan lingkungan sekolah yang nyaman, aman dan memiliki kejujuran dan kebenaran tidak harus di utamakan guru yang bersertifikasi, tapi lebih kepada guru yang memiliki loyalitas, kreatifitas, harmonis, bersahaja dan bergaul dengan semua lingkungan. Tidak heran jika dilingkungan sekolah terdapat kesenjangan hubungan antara guru dengan siswa, itu semua di sebabkan karena faktor yang ada dalam diri seorang siswa, ada guru yang menjadi favorit kelas karena gaya mengajar dan humoris guru tersebut. Ada guru yang ditakuti karena ketegasan guru tersebut, itu semua sudah lumrah dan biasa, yang terpenting dalam pembentukan lingkungan sekolah yang integritas diperlukan wawasan, pergaulan dan hubungan semua karakter, kepribadian, watak seorang guru (penyatuan semua karakter guru). Kesulitan yang dihadapi oleh guru adalah keterbatasan waktu untuk beradaptasi dengan siswa yang menjadi pilar penghancur integritas di sekolah, walau pun saat sekarang sudah terdapat guru khusus yang menangani masalah penyimpangan di sekolah yaitu guru BP (sekolah SMA). Kemudian kesulitan dalam beradaptasi dengan orang tua murid untuk mengetahui pola tingkah laku anak didik dari orang tua siswa. Banyak kesulitan tetapi satu penyelesaian dalam proses penciptaan lingkungan sekolah yang integritas.

Orang tua dan Masyarakat lingkungan sekolah.
Orang tua dan masyarakat harus ikut serta dalam program integritas sekolah, sebagai pendukung dan pemberi motivasi pada siswa dan guru. Peran orang tua dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam fungsi eksternal, orang tua dan masyarakat berperan sebagai penilai,pemantau dan memberikan dorongan dan dukungan dari luar lingkungan.

Instansi pendidikan
Peran instansi dalam proses integrasi lingkungan sekolah adalah memberi bantuan moril dan kebijakan, serta memantau jalannya proses integrasi. Kesulitan penanggung jawab utama dalam hal ini adalah hubungan antara sekolah dengan instansi pendidikan, kesulitan komunikasi, kesulitan dalam pengurusan dokumen, disebabkan oleh jarak antara sekolah dengan instansi sangat jauh (dikmen).
Inilah faktor-faktor pendukung dalam proses pembentukan lingkungan sekolah yang integritas.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi perlu penangan serius oleh elemen-elemen tersebut di atas sesuai dengan posisi dan kedudukan mereka. Bagaimana cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam penciptaan lingkungan sekolah yang integritas, ada beberapa strategi dan teknik yang harus di buat dan diciptakan dalam proses ini diantaranya ; menciptakan kedisiplinan di lingkungan sekolah, mengadakan kegiatan agama rutin sebagai siraman rohani, menambah kegiatan ekstra yang bertujuan menumbuhkan kebersamaan siswa, menjalankan program koperasi sekolah yang melayani seluruh kebutuhan siswa.

Untuk lebih jelasnya kita bahan solusi pengentasan kesulitan-kesulitan yang di hadapi oleh guru dalam proses penciptaan lingkungan sekolah yang integritas.

0 komentar:

Posting Komentar

Studi Kasus UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK

  A .   Deskr i p s i St u di K a s u s   Se l a m a   m e l aksan a k an prak t ik peng a la m an l a pang a n   d i sekol a h,   s ...