Selamat Berkunjung di Blog Bu-Evi Cikgu Geografi *Semoga Bermanfaat*

PembaTIK Level 4 : Berbagi

Berbagi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK Mewujudkan Merdeka Belajar.

Mengenal Lebih Dekat Fitur-fitur Rumah Belajar

Merdeka belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia

Workshop Online SAGUSABLO Lanjutan

Setelah Lulus SAGUSABLOG Dasar lanjut mengikuti workshop online SAGUSABLOG Kelas Lanjutan.

20 Oktober 2020

Program Kegiatan PembaTIK Level 4 Berbagi Memanfaatkan Portal Rumah Belajar


Assalamu’alaikum warah matullahi wabarakatu..

Halo sahabat rumah belajar, semoga selalu tetap sehat, semangat dan tetap jaga protokol kesehatan..

Kali ini saya akan berbagi pengalaman kegiatan-kegiatan dalam PembaTIK level 4 yakni level berbagi.

Baca juga Motivasi Mengikuti PembaTIK Tahun 2020

Program ini merupakan kegiatan-kegiatan tatap muka dan tatap maya yang saya lakukan selaku Sahabat Rumah Belajar Provinsi Riau dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikan Portal Rumah Belajar dalam pembelajaran

Kegiatan yang pertama adalah kegiatan tatap muka bersama dengan Guru SMA Negeri 4 Bengkalis dimana tempat saya mengajar, dilaksanakan pada hari Rabu dengan materi mengenal fitur-fitur Portal Rumah Belajar dan praktik baik selama pandemi. Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang peserta.

Baca juga Belajar Asyik, Gratis Bebas Biaya. Yuk, Kunjungi Portal Rumah Belajar

Kegiatan tatap muka yang kedua adalah bersama dengan Guru SMP Negeri 6 Bengkalis dan Guru SMP Negeri 2 Bengkalis yang dilaksanakan pada hari selasa 12 Oktober 2020 dengan materi pembelajaran berbasis TIK menerapkan model Discovery Inquiry dengan memanfaatkan fitur sumber belajar. Kegiatan ini di ikuti oleh 34 orang beserta.

Baca juga Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK Menerapkan Model Discoveri Inquiri Memanfaatkan Fitur Sumber Belajar

Kagiatan tatap muka yang ketiga adalah bersama dengan Guru SMP Negeri 4 Bengkalis dan SD Negeri 14 Bengkalis yang dilaksanakan pada hari Rabu 13 Oktober 2020 dengan materi pembelajaran berbasis TIK menerapkan model explicit instruction dengan memanfaatkan TV Edukasi. Kegiatan ini di ikuti oleh 34 orang peserta

Baca juga Implementasi Model Explicit Instruction pada Mata Pelajaran Geografi Memanfaatkan TV Edukasi

Berikut rekap presensi peserta tatap muka kegiatan pembelajaran berbasis TIK dengan memanfaatkan Portal Rumah Belajar :

Dan kegiatan berikutnya saya juga melakukan tatap maya mensosialisasikan portal rumah belajar dengan kegiatan  bincang-bincang di RRI pro 1 Bengkalis pada hari senin tanggal 11 Oktober 2020  selama satu jam mulai dari pukul 10.00 s/d 11.00 wib

Tatap maya yang kedua berkolaborasi sesama SRB Provinsi Riau melalui live streaming youtube dengan aplikasi streamyeard yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Oktober 2020. Kegiatan ini di tonton oleh 160 orang viewers

Dan kegiatan tatap maya yang ketiga SRB kabupaten Bengkalis berkolaborasi dengan dinas pendidikan kabupaten bengkalis melalui cisco webex yang dilaksanakan pada hari Rabu Tanggal 13 Oktober 2020. Kegiatan ini dihadiri oleh kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten bengkalis.

Berikut rekap presensi peserta tatap maya kegiatan pembelajaran berbasis TIK dengan memanfaatkan Portal Rumah Belajar :

Nah untuk itu, sekali lagi sahabat jangan lupa mengunjungi alamat url Portal Rumah Belajar ya, belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.

Makasih ya.. sudah berkunjung ke blog saya.. Semoga bermanfaat buat sahabat Rumah Belajar semua... 

"Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia"

12 Oktober 2020

Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK Menerapkan Model Discoveri Inquiri Memanfaatkan Fitur Sumber Belajar



Penasaran dengan Penerapan Pembelajaran Model Discovery Inquiry Memanfaatkan Portal Rumah Belajar, Yuk simak video live streaming di atas pada menit ke 42'30". Bpk/ibu Sahabat Rumah Belajar akan menemui jawabannya...!
Dan kita juga dapat menyaksikan pemanfaatan Portal Rumah Belajar yang disampaikan oleh Narasumber lainnya.

Sebelumnya mungkin saya akan perkenalkan kembali kepada bpk/ibu sahabat rumah belajar hebat apa itu PembaTIK?

PembaTIK adalah kegiatan atau proses pembelajaran yang sebagian atau seluruhnya dilaksanakan dengan memanfaatkan atau mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran. Proses pembelajaran ini dapat dijalankan apabila pendidik mempunyai kompetensi TIK dan dapat memanfaatkan TIK sebagai sarana pembelajaran. 

Tidak hanya pendidik, peserta didik pada abad ke-21 ini diharapkan dapat memiliki keterampilan menentukan sendiri tujuan belajar (self-directed learning), mengkonstruksi pengetahuan (knowledge construction), kolaborasi (collaboration), komunikasi (communication), memanfaatkan TIK (using ICT), dan penyelesaian masalah dan inovasi (problem solving dan innovation). Berbagai keterampilan tersebut dapat dibangun melalui pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran.


Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di abad ke-21 atau abad teknologi ini mendorong terjadinya perubahan dalam peran pendidik terhadap murid disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi begitu pesat sehingga menciptakan berbagai tantangan baru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

Pengaruh berkembangnya TIK dalam proses pembelajaran diantaranya, pembelajaran yang biasanya dilakukan terbatas di ruang kelas dengan jadwal yang sudah ditentukan berkembang menjadi di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja, pembelajaran yang biasanya menggunakan fasilitas material seperti buku berkembang dengan memanfaatkan teknologi komputer dan jaringan.

Kunci sukses untuk dunia pendidikan dalam menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21 ini yaitu pendidikan dengan proses pembelajaran yang interdisiplin dan holistik; yang mampu menyelesaikan dan beradaptasi dengan berbagai permasalahan; dimana proses belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik, partisipatif, dan interaktif; berbasis penelitian dan berorientasi kerja; serta koheren, progresif, dan bercermin pada lingkungan yang bisa dicapai dengan melakukan pembelajaran berbasis TIK. 

Di sisi lain, peserta didik masih kesulitan memperoleh bahan ajar dan media ajar mandiri yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik. Nah ini tidak dirasakan oleh peserta didik saja lho bpk/ibu sahabat rumah belajar hebat, tapi kita sebagai pendidik pasti juga merasakan hal yang sama kan...!

Nah maka dari itu, untuk mengatasi permasalah-permasalahan tersebut, dibuatlah dan dikembangkanlah Portal Rumah Belajar sebagai sarana pembelajaran berbasis TIK yang telah disebutkan. Portal Rumah Belajar merupakan portal pembelajaran resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan alamat url http://belajar.kemdikbud.go.id

Konten-konten dan media pembelajaran yang tersedia di Rumah Belajar tersebut dapat dimanfaatkan oleh pendidik, peserta didik, dan masyarakat dalam belajar. Masing-masing fitur dalam Portal Rumah Belajar memiliki karakteristik yang berbeda sehingga pola pemanfaatan tiap fitur pun dapat berbeda. 

Pusdatin Kemdikbud telah membuat dan mengembangkan Rumah Belajar sejak tahun 2011 sebagai salah satu portal pembelajaran berbasis web, yang berisi berbagai layanan pembelajaran. 

Fitur-fitur yang terdapat pada Portal Rumah Belajar dapat dimanfaatkan dengan menggunakan beragam model pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Disini sebagai contoh saya akan mencoba menggunakan model pembelajaran Discovery Inquiry Learning dengan memanfaatkan Sumber Belajar dan Tv Edukasi


Berdasarkan prosedur model pembelajaran Discovery Inquiry Learning yang Memanfaatkan Sumber Belajar, beberapa langkah yang harus dilakukan pendidik. Yaitu Pendidik harus melakukan persiapan sebelum pembelajaran akan dimulai. Adapun beberapa persiapan yang harus dilakukan pendidik adalah Pendidik merumuskan stimulus untuk diberikan kepada peserta didik dalam mengawali/mengantar peserta didik ngikuti pembelajaran dengan model pembelajaran yang akan kita gunakan. 

Dalam merumuskan stimulus ini Pendidik bisa menggunakan konten Sumber Belajar atau Tv Edukasi, baik materi atau katalog medianya untuk dikemas sesuai kebutuhan Pendidik. Berikut contohnya : 

Peserta didik kita bimbing untuk membuka Portal Rumah Belajar, kemudian kita arahkan ke Fitur Sumber Belajar, setelah itu kita cari konten sesuai dengan materi ajar.    

Sintaks Model Pembelajaran Discovey Inquiry Learning adalah
1. (sintaks 1: stimulus)

Guru mengawali dengan menyampaikan topik bahasan dan tujuan pembelajaran, dilanjutkan dengan pemberian stimulus ke siswa

2. (sintaks 2: probem statement)

Siswa membahas stimulus yang telah diberikan guru, lalu mengidentifikasi berbagai persoalan/ menemukan masalah yang ada dalam materi tersebut

3. (sintaks 3: data collection)

Siswa mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, dari aneka sumber belajar yang tersedia. Siswa dapat membaca literature (buku, internet, konten Sumber Belajar)

Dalam hal ini siswa diberi keleluasaan untuk menggali lebih luas persoalan yang telah dibuat berdasarkan pemahaman dari konten tersebut, melalui perngumpulan berbagai informasi yang relevan dengan cara membaca literatur baik secara online maupun offline, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber atau melakukan uji coba sendiri dan lain-lain oleh siswa 

4. (sintaks 4: Data prossesing)

Siswa mengolah data/informasi yang telah diperoleh kemudian menganalisis dan menarik kesimpulan untuk memecahkan masalah.

5. sintaks 5: Verification)

Pembuktian dari pernyataan/permaslahan yang telah dirumuskan (berdasarkan hasil pengolahan informasi yang telah ada)

6. (sintaks 6: Generalization) 

melakukan penarikan kesimpulan atau generalisasi berdasarkan hasil verifikasi yang telah dipresentasikan oleh masing-masing siswa

Sebenarnya banyak lho inovasi pembelajaran Berbasis TIK yang dapat kita terapkan dalam proses pembelajaran. Semuanya tergantung kepada individu Sahabat Rumah Belajar mau atau tidak melakukan suatu perubahan. Seperti kutipan Albert Einstein ini “Hidup itu bagaikan sepeda, agar tetap seimbang kita harus terus bergerak”. Kalau kita berhenti mengayuh kita akan tumbang, benar begitu kan Sahabat Rumah Belajar. 

Nah untuk itu, sekali lagi sahabat jangan lupa mengunjungi alamat url Portal Rumah Belajar ya, belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.

Oke, Makasih ya.. sudah berkunjung ke blog saya.. Semoga bermanfaat buat sahabat Rumah Belajar semua...

"Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia"

#pusdatinkemdikbud #kemdikbud #MerdekaBelajar #GuruBerbagi #pembatik
#gurupenggerak #pembatiklevel1 #pembatiklevel2 #pembatiklevel3 #pembatiklevel4
#dutarumahbelajar #belajardarirumah #rumahbelajar

09 Oktober 2020

Motivasi Mengikuti PembaTIK Tahun 2020


Mengikuti PembaTIK adalah salah satu cara untuk mengasah dan mengukur kemampuan diri. Dengan mengikuti PembaTIK, kita bisa mengetahui tingkatan kemampuan orang lain dalam suatu bidang, mengetahui berada di posisi mana tingkatan kemampuan kita, dan pastinya bisa mendapatkan hadiah dan dinobatkan sebagai Duta Rumah Belajar jika kita berhasil mencapai tingkatan level tertinggi. 

Tujuan program PembaTIK adalah untuk meningkatkan kompetensi TIK guru dalam proses pembelajaran, dan untuk memacu mereka dalam menghasilkan karya-karya terbaiknya. Pusdatin Kemendikbud terus berupaya mengakselerasi inovasi-inovasi teknologi pembelajaran yang lebih efektif untuk diestafetkan kepada guru-guru. Sehingga, kualitas guru-guru Indonesia akan terus meningkat dan pada akhirnya mutu peserta didik menjadi lebih berdaya saing. 

Perlu sahabat rumah belajar semua ketahui, bahwa saat ini PembaTIK adalah salah satu hal yang paling dinanti dan ditunggu-tunggu oleh para guru-guru se-Indonesia. Standar kompetensi TIK ini terdiri dari 4 level, yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi (4 leveling). 

Namun yang lebih penting daripada itu, bagi saya : nilai terbesar yang dapat diambil setelah mengikuti PembaTIK adalah ‘pengalaman’. Pengalaman berharga inilah yang sejatinya sangat bermanfaat bagi kita sebagai peserta. Dengan pengalaman mengikuti PembaTIK, saya bisa mengevaluasi kekurangan-kekurangan saya dalam bidang teknologi dan informasi dan mendapat kenangan manis yang tidak pernah bisa terlupakan. 

Masih ingat cerita saya tentang PembaTIK pada kegiatan Parade Sahabat Rumah Belajar Provinsi Riau Berbagi dengan tema “Berbagi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK Mewujudkan Merdeka Belajar” yang tayang live streaming youtube beberapa hari lalu? 

Nah, Sebenarnya saya nggak nyangka dan nggak berharap bakal dapat lolos ke level 4. Rasanya saat itu surprise banget, terkejut, bangga, seneng, dan campur-campur lah. Karena hasil karya yang saya buat akhirnya membuahkan hasil, walaupun itu cuma media pembelajaran interaktif yang sederhana bagi saya, tapi bagi saya ini adalah awal yang sangat berarti buat saya. 

Saya akan berusaha lebih rajin lagi membuat konten-konten media pembelajaran interaktif maupun video pembelajaran tentunya dibawah bimbingan Pusdatin Kemdikbud. Saya berharap hasil karya saya yang nantinya dapat menjadi pertimbangan bagi Pusdatin Kemdikbud untuk dapat mengisi kekosongan konten pada bidang studi yang saya ampu ke dalam Portal Rumah Belajar dan tentunya ikut berpartisipasi di dalamnya. 

Sebenarnya apa sih motivasi saya menjadi Duta Rumah Belajar? mungkin beberapa hal memang sudah biasa, tapi disini dapat saya sebutin satu persatu: 
  1. Buat nuangin bakat saya, karena saya suka belajar teknologi, apalagi mengotak atik aplikasi atau microsoft office. Sehingga tidak ada salahnya saya mencoba, mana tahu saya juga bisa menghasilkan karya. 
  2. Ikut berpartisipasi menyemarakkan PembaTIK, apalagi pada saat itu pembelajaran dilakukan dirumah. Saat itu masing binggung mau melakukan metode pembelajaran seperti apa. Saat itu PembaTIK menjadi trend topik, karena penasaran maka saya mencoba ikut mendaftar menjadi peserta. Selain itu Rumah Belajar menjawab semua masalah yang dihadapi ketika pembelajaran jarak jauh dilakukan. 
  3. Buat ngukur kemampuan saya di bidang teknologi, sejauh mana saya menguasai teknologi dan informasi. Karena kemampauan teknologi saya bisa dibilang bawah rata-rata lah. 
  4. Berharap bisa mengisi kekosongan konten pembelajaran di bidang studi yang saya ampu dalam Portal Rumah Belajar. 
  5. Kali aja beruntung bisa jadi Duta Rumah Belajar, hehe.. (ini sih udah biasa, nggak bisa dipungkiri, emang hadiahnya itu lhoo, menggiurkan).
Nah, itu beberapa alasan mengapa saya ikut serta dalam PembaTIK. Jadi, enggak semata-mata cuma ngejar Duta Rumah Belajar, tapi juga ada selipan-selipannya, hehe.. Begitulah sedikit ceritaku tentang motivasi menjadi Duta Rumah Belajar.

08 Oktober 2020

Implementasi Model Explicit Instruction pada Mata Pelajaran Geografi Memanfaatkan TV Edukasi

TVE (disingkat dari Televisi Edukasi) adalah sebuah stasiun televisi di Indonesia. Stasiun televisi ini khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat.

TV Edukasi memberikan beragam tayangan pembelajaran yang disiarkan secara langsung. Termasuk beragam video pembelajaran yang bisa diakses kapanpun secara gratis. Menariknya, selain materi sesuai kurikulum, TV Edukasi juga memberikan banyak pelajaran tentang pengetahuan umum, pendidikan karakter, hingga aktivitas kreatif.

Kebetulan di akhir tahun 2016 saya mengikuti pelatihan dari Pustekkom yang diadakan oleh Dinas Pendidikan tentang sumber belajar dari TV Edukasi.
Nah bagaimana mengimplementasikan Model Explicit Instruction pada Mata Pelajaran Geografi dengan Memanfaatkan TV Edukasi. Yuk kita simak Berikut ini....! 

TV Edukasi
Model Explicit Instruction merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. 

Pembelajaran geografi pada materi peta, dalam kegiatan belajar mengajar digunakan metode explicit instruction. Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah model explincit instruction. Model explicit instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang diajarkan selangkah demi selangkah. 

Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Rosenshine dan Steven pada tahun 1986. Arends (dalam Dzaki, 2009), menyebutkan 
teori yang melandasi model ini yaitu teori behavioral, penelitian tentang efektifitas guru, dan teori belajar sosial. Dalam metode explicit instruction, siswa diharapkan untuk belajar inovatif dalam kegiatan pembelajaran dan menghormati siswa lain serta bekerjasama satu dengan yang lain sehingga mempermudah siswa untuk memahami materi yang diajarkan guru. 
Tahapan operasional dari model pembelajaran Explicit Instruction dapat disajikan dalam 5 (lima) fase : 
Fase Explicit Instruction

Implementasi Model Explicit Instruction 

Pelaksanaan model pembelajaran dalam penulisan ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Secara umum, kegiatan pembelajaran dibagi menjadi lima tahap. Berikut ini kegiatan pembelajaran menggunakan model explicit instruction pada materi peta. 

  1. Tahap pertama, guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk belajar. Siswa di arahkan pada cuplikan TV Edukasi mengenai Peta dan Pemetaan untuk menyimak materi. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 3 - 4 orang.
  2. Tahap kedua, guru menyajikan informasi tahap demi tahap yang harus disiapkan dengan cara ditulis di papan tulis yaitu apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat peta relief dengan bentuk 3 (tiga) dimensi.
Adapun alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
a. atlas                                           = 1 buah
b. triplek                                         = 1 buah
c. kertas koran                                = 10 lembar (atau menyesuaikan)
d. cutter / gunting                           = 1 buah
e. penggaris                                    = 1 buah
f. alat tulis                                      = pensil, bolpoin, spidol, penghapus, rautan, dsb
g. lem kayu (misal merk fox)        = 1 buah
h. cat minyak (misal merk avian)  = masing-masing 1 buah (menyesuaikan), dengan warna                                                               sebagai berikut:
                                                                    1) biru tua          4) hijau tua          7) coklat muda
                                                                    2) biru muda      5) kuning             8) putih
                                                                    3) hijau muda     6) coklat tua
i. kuas lukis = 1 buah
j. mangkok air = 3 buah

    3. Tahap ketiga, guru memberi bimbingan dan pendampingan siswa dalam pembuatan peta              relief sebagai berikut: 

a. Membuka Atlas Indonesia

Gambar 1 : Peta Indonesia 

b. Lalu ukur dan buat dam (garis kotak-kotak) pada atlas, misalnya Pulau Jawa 

                                                                                (2a)

                                                                                                                        (2b) 
                        Gambar 2 : Pembuatan dam pada Atlas (2a) dan Triplek/Kertas (2b) 

c. Perbesar peta tersebut di atas triplek dengan menggunakan dam (garis kotak-kotak) dengan         jumlah yang sama dengan dam atlas 
                                        Gambar 3 : Siswa memperbesar peta pada triplek 

d. Gunting kertas koran sekecil mungkin 
Gambar 4 : Siswa menggunting kertas 

e. Kemudian rendam dengan air dalam mangkok selama 10 menit, keringkan bubur kertas dengan     membuang airnya 
                            (5a)                                                                        (5b) 
                        Gambar 5 : Proses perendaman (5a) dan pengeringan kertas (5b) 


f. Tempelkan bubur kertas pada peta yang sudah dilukis di triplek dengan menyesuaikan                   ketebalan mulai dari daratan rendah, daratan tinggi, pegunungan, dst dengan menggunakan           lem kayu (lem fox) 
                                                                    Gambar 6 : Siswa menempel bubur kertas pada triplek 

h. Apabila telah selesai menggambarkan peta yang kita inginkan, maka langkah selanjutnya ialah     mewarnai peta dengan cara mengecatnya tipis-tipis dulu, lalu di pertebal secara bertahap sesuai relief permukaan bumi 
                                            Gambar 7 : Siswa mewarnai peta 

i. Selanjutnya tahap merapikan agar sekiranya indah dipandang 
            Gambar 8 : Merapikan peta 

        4. Tahap keempat, guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas pembuatan             peta tersebut dengan baik dan peserta diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk umpa balik terhadap proses dan hasil belajar. 

        5. Tahap kelima, guru memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.                 Misalnya membuat peta relief dengan bentuk 3 (tiga) dimensi dari stereofoam. 

Kelebihan dan kekurangan Model Explicit Instruction
  • Kelebihan Metode Pembelajaran Explicit Instruction:
  1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
  2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar/kecil.
  3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
  4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
  5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
  6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
  7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
  • Kekurangan Metode Pembelajaran Explincit Instruction:
  1. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
  2. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
  3. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.

Studi Kasus UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK

  A .   Deskr i p s i St u di K a s u s   Se l a m a   m e l aksan a k an prak t ik peng a la m an l a pang a n   d i sekol a h,   s ...